Sabtu, 19 November 2011

KLIK ME, dan dapatkan Ipad 2

di klik ya siapa tau kamu mendapatkan ipad 2 KLIK ME, PLEASE :D

Minggu, 03 Juli 2011

Artikel Ulasan Buku Sybil Untuk Tugas Kuliah

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai Buku yang mengandung unsur Psikologi serta dapat menginspirasikan saya untuk menjadi Psikolog yang terkemuka dan membantu sesama dengan ilmu kejiwaan. Buku ini saya baca ketika kelas dua SMP, judul buku ini; Sybil, Kisah Nyata Gadis dengan 16 Kepribadiaan. Ketika itu kakak saya meminjamkan buku ini agar saya tidak merasa jenuh saat liburan dari sejak itu saya tertarik mempelajari psikologi dari buku-buku kakak saya. Novel ini menceritakan perjuangan Sybil, seorang gadis dengan 16 kepribadian untuk menjadi satu kepribadian utuh. Sybil sendiri adalah samaran dari Shirley Ardell Mason yang telah meninggal pada tahun 1998. Terlepas dari kontroversi bahwa sang psikiatris mungkin mengdramatisir kejadian yang sesungguhnya, tapi ini kisah yang sangat menyentuh dan tetap membuat saya terharu walau sudah dibaca berkali-kali. Di bawah ini saya akan menyertakan sedikit mengenai buku berjudul Sybil.

Buku ini bercerita tentang Sybil, seorang gadis (berusia 37 tahun-an) yang mengalami perpecahan kepribadian sejak kecil. Setelah seringkali mengalami black out / benar-benar lupa atas kejadian yang telah dialami, Sybil pun berobat ke psikiater, Dr Wilbur. Dari sanalah diketahui bahwa didalam tubuh Sybil terdapat 16 “orang” yang lain yang sering “mengambil alih” tubuh Sybil sehingga Sybil mengalami black out. Mereka adalah: Clara, Helen, Marcia, Marjorie, Mary, Mike (laki-laki), Nancy Lou Ann Baldwin, Peggy Ann Baldwin, Peggy Lou Baldwin, Ruthie, Sid (laki-laki), Sybil Ann, Sybil Isabel Dorsett, Vanessa Gaile, Victoria Antoniette Shcarleu (Vicky) dan pribadi terakhir yang tak diketahui namanya.

Semua kepribadian yang sama sekali tidak diketahui sybil, seolah-olah merupakan orang lain yang memakai raga sybil dan mereka ‘mengenal’ sybil dengan baik. Personal-personal itu juga memiliki usia yang berbeda-beda, hobi berbeda, Bahkan tingkat keyakinan terhadap agama yang berbeda. Pada saat diskusi dengan Dr. Wilbur, personal-personal itu sering muncul dan menyebabkan sybil bertanya kepada dokter, “apa yang telah saya lakukan?”. Personal-personal itu, dalam dialog dengan Dr Wilbur juga sering merasa kasihan kepada Sybil , yang tidak bisa marah, ceria dan bahkan menangis saat ia seharusnya melakukan sehingga mereka sesekali merasa perlu muncul ke permukaan menggantikan peran Sybil. Masing-masing personal itu benar-benar “menggantikan” peran sybil, sampai kepada hafalan perkalian, kemampuan menyanyi, seni menggambar sehingga membuat orang-orang disekitarnya merasa heran kenapa Sybil yang kemarin begitu hafal perkalian, ceria, tenang dan cerdas dan tanpa sebab mendadak melupakan semuanya dan menjadi seorang pemurung atau seseorang yang pemarah atau bahkan kekanak-kanakan .
Setelah Sybil, yang kehadirannya diwakili oleh personal yang lain, menjalani psikoanalisa oleh Dr Wilbur, ditemukanlah trigger-trigger mengapa kepribadiannya pecah. Sybil mendapat siksaan yang luar biasa dari sang ibu , yang mengidap schizoprenia, sejak kecil tanpa pencegahan dari sang ayah sedikitpun. Hal itu, secara tidak langsung membuat sybil tidak mampu mengungkapkan kemarahan, kesedihan dan emosinya. Selain itu, nilai-nilai yang dianut secara ketat oleh orangtua sybil, namun kadang dinafikkan secara vulgar dihadapan sybil juga menjadi salah satu pemicu munculnya personal-personal lain dalam dirinya, personal-personal yang tidak terima akan penerimaan sybil terhadap lingkungan yang menekan dan mengabaikan dirinya.
Akhirnya setelah 11 tahun melakukan psikoanalisa, Dr. Wilbur berusaha menyamakan usia seluruh personal melalui hipnotis dan berusaha meyakinkan sybil untuk memenuhi keinginan-keinginan masing2 personal. Seperti kenyataan bahwa sybil sangat membenci ibunya yang telah menyiksanya, yang dinafikkan oleh Sybil karena norma mengatakan bahwa seorang anak tidak boleh membenci ibunya. Dan Sybil yang sebelumnya tidak bisa marah, tidak bisa menangis pun akhirnya bisa mengungkapkan emosi-emosinya. Hal ini pun berhasil membuat personal-personal lain untuk menerima kondisi sybil, seperti Vicky yang sebelumnya selalu berharap ibunya akan datang menjemputnya dari Paris, akhirnya mengakui bahwa Hattie Dorsett / Ibu Sybil adalah ibunya juga. Perlahan-lahan, trauma-trauma lain dibuka dan pada akhirnya Sybil pun berhasil mengungkapkan emosinya dan berhasil menolak penekanan-penekanan terhadap dirinya. Dan seiring waktu berlalu, semakin banyak personal yang menyatukan diri sebagai Sybil sehingga Sybil pun menjadi Sybil yang satu.
Di akhir buku, dikisahkan bahwa Dr. Wilbur, seusai menyembuhkan Sybil, tetap memfokuskan diri pada perawatan kepribadian majemuk, sekalipun tidak ada yang sekompleks Sybil. Bahkan dalam beberapa kasus ,hasil pengukuran EEP (Electro Encephalogram) masing-masing personal berbeda antara satu dengan lain. Kebanyakan personal-personal yang majemuk mengalami lingkungan inti (keluarga) yang histeria, serba mengharamkan, dan kekanak-kanakan sehingga Dr Wilbur beranggapan bahwa kepribadian majemuk adalah suatu cara untuk menghindari larangan dan penekanan dari lingkungannya. Namun penyebab utama kepribadian majemuk tetap saja masih belum diketahui karena ada orang-orang yang berada di lingkungan yang sama, namun tidak mengalami gejala kepribadian majemuk.

Ada yang mengatakan kisah ini merupakan kisah nyata tapi setelah saya mencoba mencari referensi di wikipedia memang ada yang meragukan semua faktanya karena dr. Wilbur sendiri tidak pernah menerbitkan hasil rekam medisnya dengan sybil dalam jurnal manapun. Tapi sebagai sebuah bacaan ,anggap aja sebuah novel, cukup menarik karena berasal dari kisah nyata yang memiliki keunikan tersendiri.
Mengapa saya mengangkat cerita diatas kedalam artikel saya, karena saya dari dulu sangat mengagumi dunia psikologi yang begitu menantang dimana saya harus menyelesaikan permasalahan orang lain dan di saat itu pula saya harus mengatur emosi saya agar mampu menolong orang sekitar.

Rabu, 04 Mei 2011

Cardboardivity city

Menciptakan hal-hal yang indah memang nggak harus memakai bahan dan material yang mahal. Karena yang dibutuhkan sebenarnya adalah ‘kreatifitas’ dan beberapa ide yang harus dibuat menjadi kenyataan. And did you know, di Portugal ada sebuah kota yang terbuat dari kardus lho. Dan ide ini dibangun oleh “Oupas Design” disalah satu wilayah Portugal. “Cardboardivity city” yang memberikan pandangan baru dari sebuah inovasi ini mengundang arsitek Lucas Peixoto, serta tim desain grafis diantaranya Oupas, Eva Paula Castro, Ines de Freitas e Goncalo Martins, dan juga menggandeng tim desain dari industri lain, seperti VerĂ³nica Rocha, Ana Rego, Fabio Duarte, Tiago Martins dan Mariana Sadio. Wah, banyak ya? Tapi kira-kira di Cardboarddivity City ini ada apa aja sih? Yep, di kota kardus ini memang mirip dengan kota aslinya, ada rumah-rumah, pohon, pesawat, mobil, telephone booths, awan, huge coca cola bottle, turbin angin, dan masih banyak lagi. Dan hebatnya, para arsitek tersebut berhasil membangunnya hanya dengan bermodalkan dari kardus bekas. Biaya pembangunannya pun jadi nggak banyak menguras biaya, soalnya kardus-kardus ini ya memang didapat dari sumbangan, dan beberapa perusahaan yang menjual kardus yang tak terpakai lagi. It’s totally brilliant!


Penilaian Terhadap Blog Saya?

About

Followers